Wednesday, July 25, 2012

Tips Fotografi Malam: 5 Panduan Mengambil Foto Malam Hari

fotografi malam 150x150 Tips Fotografi Malam: 5 Panduan Mengambil Foto Malam Hari
Banyak obyek akan memiliki efek yang lebih menakjubkan saat difoto pada malam hari.
Cahaya lampu bisa membuat banyak obyek nampak lebih dramatis.
Namun, memotret obyek pada malam hari relatif lebih sulit dibanding siang hari.
Kunci suskes melakukan fotografi malam hari terletak pada pemahaman terhadap beberapa prinsip fotografi seperti pemilihan ISO, shutter speed, pencahayaan, dan lainnya.
Berikut adalah beberapa panduan melakukan pemotretan pada malam hari.
1. Pilih Waktu yang Tepat
Untuk mendapatkan gambar yang dramatis, lakukan pemotretan pada saat matahari terbenam sebelum suasana benar-benar menjadi gelap.
Hal ini akan membuat Anda mendapatkan warna langit yang spektakuler seperti biru, merah, oranye, atau ungu. Lampu jalan dan lampu gedung juga akan menambahkan efek memukau pada foto.
2. Gunakan Tripod
Tripod amat diperlukan dalam fotografi malam hari akibat kondisi pencahayaan yang minim.
Pada cahaya minim sensor kamera memerlukan waktu paparan lebih lama saat mengambil gambar.
Tripod akan menjamin kamera tetap stabil sehingga gambar yang dihasilkan tetap tajam dan tidak blur.
3. Mengatur ISO
Pengaturan ISO mempengaruhi sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya.
Semakin besar nomor ISO maka semakin snsitif sensor kamera terhadap cahaya. ISO tinggi diperlukan dalam fotografi malam hari.
Pilih ISO tertinggi yang dipunyai kamera Anda asal noise yang muncul masih dalam ambang batas yang bisa ditoleransi.
Sebagai informasi, semakin tinggi ISO maka kemungkinan munculnya noise atau bintik-bintik putih pada foto juga akan semakin besar.
Pemilihan ISO yang tepat akan membuat hasil jepretan Anda tetap bagus dengan noise yang minimal.
4. Lakukan Teknik ‘Bracketing’
Meskipun Anda telah memahami teknik fotografi, tetap sulit untuk mendapatkan hasil foto yang bagus hanya dengan sekali jepret.
Intensitas cahaya yang berubah-ubah (mis: seiring tenggelamnya matahari) akan menjadi tantangan besar saat Anda hendak menentukan eksposur yang tepat.
Kendala ini bisa dipecahkan antara lain dengan menerapkan teknik bracketing.
Jepret obyek fotografi Anda sesuai dengan yang disarankan oleh lightmeter kamera. Setelah itu, ambil gambar lagi dengan lightmeter yang dinaikkan dan diturunkan satu atau dua tingkat.
Kamera SLR tertentu telah ada yang memiki fitur bracketing otomatis sehingga Anda tidak perlu melakukannya secara manual.
5. Terus Berlatih
Hasil karya fotografi malam hari yang menakjubkan biasanya tidak diperoleh hanya dalam sekali jepret saja.
Dibutuhkan banyak latihan sebelum Anda merasa ‘klik’ dengan hasil bidikan Anda. Untungnya, dengan kamera digital Anda dapat mengambil gambar sebanyak-banyaknya tanpa harus direpotkan urusan membeli film dan proses cuci cetak.
Cobalah bereksperimen pula dengan flash untuk menambahkan efek dramatis pada hasil karya fotografi Anda

Ketahui Perbedaan antara ASA dan ISO pada Kamera

beda ASA dan ISO 150x150 Ketahui Perbedaan antara ASA dan ISO pada Kamera
Dalam fotografi, ASA dan ISO merupakan standar untuk mengukur kecepatan film atau mengukur sensitivitas film terhadap cahaya.
ASA adalah standar yang dibuat oleh American Standards Association. Seiring waktu, semakin sedikit produsen yang menggunakan ASA.
Saat ini, ISO lebih populer dibanding ASA. ISO diciptakan pada tahun 1987 oleh International Organization for Standardization.
Dasar Matematika
Ada banyak sistem pengukuran kecepatan film, tetapi dua yang paling banyak digunakan sebelum tahun 1987 adalah ASA dan DIN (dibuat oleh Institut Jerman untuk Standardisasi).
ASA menggunakan skala aritmatika yang berarti menggandakan sensitivitas film berarti juga akan menggandakan nilai ASA.
Sedangkan DIN adalah skala logaritma, sehingga menggandakan sensitivitas akan menambahkan nilai 3 derajat ke nomor DIN.
ISO pada dasarnya menggabungkan kedua metode tersebut dan kini menjadi standar tunggal yang berlaku di seluruh dunia.
Memilih Kecepatan Film
Film kecepatan tinggi, diberi label dengan nomor ISO atau ASA tinggi (mis: 1600) sangat sensitif terhadap cahaya.
Film dengan ISO tinggi berarti akan memungkinkan fotografer memotret dengan kecepatan rana (shutter speed) yang lebih tinggi pula.
Film dengan ISO atau ASA tinggi terutama digunakan dalam situasi cahaya rendah. Kekurangannya, gambar yang dihasilkan akan memiliki noise (bintik-bintik) lebih banyak serta kontras yang lebih tinggi.
Sedangkan film lambat, diberi label dengan nomer ISO atau ASA rendah (mis: 100) kurang sensitif terhadap cahaya sehingga mengharuskan Anda memotret dengan kecepatan rana rendah.
Kelebihannya, film dengan ISO atau ASA rendah akan menghasilkan gambar dengan kualitas lebih tinggi.
Prinsip ISO dan ASA tidak hanya berlaku pada film untuk fotografi melainkan juga berlaku untuk kamera digital.
Konversi
Tidak ada konversi antara nomor ASA dan ISO. ASA 100 memiliki nilai yang sama dengan ISO 100.
Jika Anda perlu mengkonversi DIN ke ISO / ASA, cara termudah adalah dengan melihat tabel konversi.
Penggunaan dalam Film untuk Fotografi
Dalam film untuk fotografi, nomor ASA atau ISO membantu fotografer memilih jenis film yang tepat sesuai dengan obyek yang hendak dipotret.
Nomor ISO atau ASA umumnya tercantum pada bungkus film. Pada sebagian kamera, terdapat dial yang harus diubah untuk menyesuaikan kecepatan film yang Anda gunakan.
Penggunaan di Fotografi Digital
Kamera digital menggunakan penomoran ISO juga. ISO pada kamera digital menunjukkan sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya.
Pemilik kamera digital tinggal menekan tombol untuk mengubah nilai ISO sesuai dengan obyek fotografi yang hendak diambil

Tips Memilih Pengaturan ISO yang Tepat pada Kamera Digital

ISO kamera digital 150x150 Tips Memilih Pengaturan ISO yang Tepat pada Kamera Digital
Sebelum kamera digital populer seperti sekarang, Anda harus mengganti seluruh film untuk mendapatkan ISO yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Dengan kamera digital, saat ingin mengubah ISO, Anda hanya perlu memencet tombol.
Angka ISO pada kamera digital menunjukkan tingkat sensitivitas sensor terhadap cahaya.
Semakin tinggi angka ISO, semakin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan gambar yang jelas.
Dengan kata lain, semakin tinggi ISO semakin sensitif sensor pada kamera digital dalam menerima cahaya.
Berikut adalah cara menggunakan fitur ISO pada kamera digital.
1. Hampir semua kamera digital memiliki mode otomatis yang akan mengatur dengan sendirinya berapa ISO yang sesuai untuk sebuah kondisi pemotretan.
2. Fitur ISO otomatis paling sesuai digunakan untuk pemotretan pada situasi dengan pencahayaan cukup semisal mengambil foto di luar ruangan pada hari yang cerah.
3. Saat tidak menggunakan mode otomatis, sebelum memilih ISO, Anda perlu mengevaluasi obyek fotografi.
Bagaimana pencahayaan? Apakah obyek bergerak? Apakah Anda menggunakan tripod? Mengubah pengaturan ISO biasanya juga perlu diiringi dengan mengubah kecepatan rana (shutter speed) dan bukaan (aperture).
4. ISO 50 sampai 80 cocok digunakan untuk pencahayaan yang terang. Anda juga dapat menggunakan rentang ISO ini untuk memotret lanskap. Pilihan ISO 50-80 akan memberikan detail dan kualitas gambar yang baik.
5. ISO 100 adalah setting untuk sedikit meningkatkan sensitivitas cahaya tanpa mengurangi kualitas gambar. Ini adalah pengaturan standar untuk sebagian besar kamera.
6. ISO 200 baik digunakan untuk hari berawan atau kondisi mendung.
Pengaturan ini akan membuat Anda mampu mengambil gambar dalam cahaya rendah tetapi dengan diiringi sedikit pengurangan kualitas foto akibat noise (seperti butiran) pada foto.
7. ISO 400 lazim digunakan untuk fotografi indoor dan untuk fotografi aksi seperti merekam momen dalam olahraga. Kamera saku umumnya menghasilkan noise yang signifikan pada tingkat ISO ini.
8. Ketahui perbedaan kemampuan kamera SLR dengan kamera saku.
Kamera digital SLR memiliki sensor ISO yang lebih baik sehingga mampu mengambil gambar lebih jelas dengan noise lebih sedikit dibanding kamera saku.
Akhirnya, Anda perlu bereksperimen untuk menentukan jenis pengaturan ISO yang paling sesuai.

4 Tips Menggunakan Filter UV Kamera dengan Tepat

uv filter 150x150 4 Tips Menggunakan Filter UV Kamera dengan Tepat
Filter UV (ultraviolet) merupakan aksesori kamera penting bagi seorang fotografer.
Sinar UV alami dari matahari dapat membuat foto menjadi buram. Filter UV membantu mencegah blur atau gambar berkabut pada hasil bidikan Anda.
Filter UV juga membantu meningkatkan kontras gambar dan memberikan tambahan perlindungan pada lensa kamera.
Filter UV relatif mudah dipasang. Hanya saja terdapat kelemahan dari filter UV yaitu timbulnya flare atau bintik-bintik cahaya yang mengurangi kualitas gambar.
Berikut adalah cara menggunakan filter UV untuk mendapatkan kualitas maksimal fotografi Anda.
1. Bersihkan bagian dalam filter UV dengan lap yang bersih dan lembut.
Ini akan memastikan tidak ada debu atau kotoran pada filter sebelum dipasang pada kamera.
2. Gunakan filter UV terutama pada hari-hari yang berawan.
Langit yang mendung menyebabkan sinar UV matahari didistribusikan seragam melalui udara.
Hal ini akan menyebabkan foto terkena sinar UV lebih besar sehingga menurunkan tingkat kekontrasan hasil jepretan.
3. Lepas filter UV setiap kali dirasa justru mempengaruhi kualitas foto.
Masalah yang paling umum akibat pemasangan filter UV adalah flare. Flare merupakan semburat atau bintik cahaya yang ikut terekam dalam foto.
Jika Anda mendeteksi adanya flare, ada beberapa langkah untuk mengatasinya.
Pertama, cobalah mengambil gambar pada hari yang cerah. Pada hari yang cerah, hasil foto umumnya akan lebih baik karena sinar UV tidak tersebar merata ketika langit cerah.
Kedua, gunakan filter multicoated. Filter UV multicoated mampu mencegah flare dan kontras buruk yang umumnya terkkait dengan pemasangan filter UV biasa.
Ketiga, gunakan kamera digital. Kamera digital hanya sedikit terpengaruh oleh sinar UV.
4. Tidak perlu memasang filter UV saat Anda hemdak mengambil foto hitam putih.
Sinar UV hanya mempengaruhi foto berwarna. Ini berarti foto hitam putih tidak dipengaruhi oleh sinar UV sehingga memasang filter UV tidak akan berguna

Tips Menghindari Flare pada Karya Fotografi Anda

flare lensa 150x150 Tips Menghindari Flare pada Karya Fotografi Anda
Mengambil foto pada siang hari yang cerah bisa menjadi tantangan tersendiri.
Sinar matahari yang bersinar cerah bisa menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada foto. Efek ini disebut sebagai flare atau bintik matahari.
Untuk menghindari terjadinya hal ini, Anda harus mempertimbangkan sudut kamera saat mengambil foto agar terbebas dari flare.
Penyebab Flare pada Lensa
Flare terjadi jika Anda baik sengaja maupun tidak membidik gambar ke arah sinar matahari.
Hal ini menyebabkan kamera menangkap cahaya lebih banyak dari yang seharusnya.
Cahaya yang intens ini akan dipantulkan beberapa kali oleh lensa sehingga menimbulkan efek cahaya yang tidak diinginkan yang dikenal sebagai bintik matahari atau flare.
Menggunakan Efek Flare untuk Fotografi Alam
Namun tidak selamanya flare merugikan. Ketika sinar matahari tertangkap sedikit di luar bingkai lensa, maka akan terjadi pantulan internal yang menghasilkan efek warna-warni pada foto.
Flare dapat dikurangi dengan mengubah sudut sumber cahaya.
Fotografer sering menggunakan flare untuk memberikan tampilan yang lebih alami pada foto-foto mereka.
Mengurangi Flare
Lensa kamera high-end umumnya dilapisi dengan lapisan khusus untuk mengurangi efek flare lensa. Flare juga bisa dikurangi dengan menggunakan lens hood.
Jika karena suatu sebab kamera Anda tidak kompatibel dengan lensa hood, Anda bisa melindungi lensa dengan tangan. Hati-hati agar tangan jangan menutupi lensa.
Menghilangkan Flare
Ubah posisi Anda. Hindari mengambil gambar ke arah cahaya matahari. Cara lain, cari lokasi yang lebih tinggi sehingga Anda tidak harus membidik ke arah atas sehingga terhindar dari paparan sinar matahari langsung.
Atur pula zoom focal length untuk meminimalkan dampak flare. Cara lain, atur komposisi gambar sehingga sinar matahari dapat disembunyikan di belakang pohon atau gedung sehingga tidak memicu flare

Apa itu Lensa Fisheye? Sejarah, Teknik & Jenis Lensa Fisheye

lensa fisheye 150x150 Apa itu Lensa Fisheye? Sejarah, Teknik & Jenis Lensa Fisheye
Lensa fisheye (mata ikan) adalah lensa wide angle (sudut lebar) berbentuk cembung yang bisa menangkap gambar dengan sudut 180 derajat.
Lensa fisheye memiliki titik fokus pendek dan kedalaman (depth of field) hampir tak terbatas.
Distorsi yang diciptakan oleh tepi luar lensa terlihat signifikan, menciptakan hasil fotografi yang melingkar.
Lensa fisheye adalah lensa dengan karakteristik khusus dan populer diantara para fotografer.
Sejarah
Lensa fisheye mulai dikembangkan oleh Nikon pada tahun 1935.
Pada bulan Maret tahun 1957, lensa ini semakin disempurnakan dan digunakan untuk keperluan meteorologi dan pertahanan di Jepang.
Pada tahun 1960, lensa fisheye telah tersedia untuk masyarakat umum dan dapat dibeli bebas.
Kegunaan
Karena memiliki sudut pengambilan 180 derajat, lensa ini mampu menghasilkan gambar panorama langit.
Gambar hasil jepretan lensa fisheye bisa dijalin bersama dengan program seperti Photoshop untuk menghasilkan foto 360 derajat cakrawala dan langit.
Lensa fisheye juga bisa digunakan untuk memotret pemandangan dan akan menghasilkan gambar terdistorsi yang unik.
Garis-garis pada lanskap bisa dibuat dramatis dan tidak realistis sehingga lensa fisheye populer digunakan untuk tujuan fotografi artistik.
Jenis
Ada dua jenis lensa fisheye, circular fisheye dan full-frame fisheye.
Lensa circular fisheye menghasilkan gambar melingkar yang menangkap sudut 180 derajat baik dalam arah vertikal maupun horisontal.
Sedangkan lensa full-frame fisheye mampu mengambil foto yang menangkap 180 derajat pada arah horisontal, tetapi kurang dari 180 derajat dalam arah vertikal.
Teknik
Sejajarkan lensa fisheye dengan garis cakrawala untuk mendapatkan foto sudut lebar dengan sedikit distorsi.
Jika mengarahkan lensa di bawah cakrawala, Anda akan mendapatkan gambar permukaan bumi yang melengkung ke bawah dari cakrawala.
Sebaliknya, jika mengarahkan lensa di atas cakrawala, Anda akan mendapatkan gambar langit yang melengkung ke atas pada pinggirannya.
Dengan lensa circular fisheye, objek bulat atau struktur arsitektur dapat dibingkai dalam cara yang unik untuk menciptakan komposisi yang menarik.
Harga
Setiap produsen utama kamera membuat lensa fisheye yang cocok digunakan untuk produk kamera buatan mereka.
Harga lensa fisheye berkisar antara 4 juta hingga 8 juta, sehingga menjadikannya investasi yang signifikan

Tips Mahir Kamera: 7 Panduan Menggunakan Lensa Fisheye

foto lensa fisheye 150x150 Tips Mahir Kamera: 7 Panduan Menggunakan Lensa FisheyeLensa fisheye bisa menjadi sarana menyenangkan untuk meningkatkan pengalaman fotografi Anda.
Lensa ini menambahkan efek surealis melengkung pada foto dan akan menjadi tantangan baru bagi fotografer amatir serta menambahkan dimensi kreatif untuk fotografer profesional.
Dengan mengikuti beberapa langkah sederhana berikut, Anda akan merasa lebih percaya diri saat menggunakan lensa fisheye.
1. Memilih lensa fisheye
Terdapat berbagai jenis lensa fisheye di pasaran sehingga Anda harus meluangkan waktu untuk menemukan lensa yang tepat.
Harga lensa fisheye bervariasi dan setiap pabrikan umumnya mengeluarkan lensa fisheye yang sesuai dengan kamera produk mereka.
Terdapat pula lensa fisheye buatan pihak ketiga (bukan pembuat kamera) yang dapat Anda beli dengan harga sedikit lebih miring.
Pastikan bahwa lensa fisheye kompatibel dengan kamera Anda.
2. Pilih obyek fotografi
Putuskan apa yang hendak Anda potret menggunakan lensa fisheye.
Lensa fisheye bekerja paling baik dalam jarak dekat seperti umumnya tipe lensa wide angle (sudut lebar) lain.
Anda dapat pula menangkap gambar pemandangan. Untuk mendapatkan efek yang lebih unik, bidiklah obyek pada sudut yang tidak biasa seperti dari ketinggian membidik ke arah bawah, atau dari bawah membidik ke ketinggian.
3. Pasang lensa ke kamera
Memasang lensa fisheye sama dengan memasang jenis lensa lain. Pastikan saja lensa telah terkunci dengan baik pada kamera.
4. Mengubah pengaturan kamera
Untuk mendapatkan hasil terbaik atur setting kamera pada aperture priority (biasa disimbolkan dengan Av) serta atur aperture pada F5.6.
Mengatur pada aperture priority akan membuat kamera menghasilkan gambar seimbang karena jumlah cahaya yang masuk lensa bisa terukur.
5. Bidik melalui viewfinder
Bidik objek melalui viewfinder. Hal ini akan memberikan ide mengenai gambar akhir yang akan Anda peroleh.
Atur agar fokus objek Anda berada ditengah karena objek yang berada di pinggir viewfinder akan mengalami distorsi paling besar.
6. Sedapat mungkin mendekat dengan obyek fotografi
Lensa fisheye paling efektif digunakan dari jarak dekat. Itu sebab, lensa fisheye tidak cocok digunakan untuk mengambil gambar tele.
Semakin dekat Anda dengan obyek serta semakin ekstrim sudut yang Anda gunakan, akan semakin dramatis efek lensa fisheye yang akan Anda dapatkan.
7. Mengambil gambar
Dapatkan level distorsi yang semakin besar untuk menunjukkan bahwa Anda menggunakan lensa fisheye.
Bereksperimen dengan berbagai obyek akan membuat Anda semakin mahir mengoptimalkan efek yang dihasilkan lensa fisheye

Tips Mahir Fotografi: Perbedaan Lensa Analog dan Digital

lensa kamera 150x150 Tips Mahir Fotografi: Perbedaan Lensa Analog dan Digital
Terdapat dua jenis lensa kamera yang tersedia di pasaran saat ini yaitu analog dan digital.
Seiring waktu, semakin banyak orang yang memilih lensa digital. Fotografer veteran mungkin pernah atau masih menggunakan keduanya.
Apa itu Lensa Analog?
Lensa analog dikenal pula sebagai lensa pra-digital. Lensa analog memerlukan pengaturan fokus secara manual.
Kekurangan Lensa Analog
Lensa analog tidak dilengkapi motor dan kemampuan fokus otomatis. Lensa analog juga tidak memiliki fitur stabilisasi. Jika tangan fotografer gemetar, maka foto yang dihasilkan juga akan kabur (blur).
Kelebihan Lensa Analog
Menggunakan lensa analog, seorang fotografer akan memiliki ruang kreasi yang lebih luas.
Fotografer dapat memilih derajat fokus secara bebas untuk membuat foto artistik.
Apa itu Lensa Digital?
Lensa digital merupakan jenis lensa kamera yang paling umum dipakai saat ini.
Lensa digital tidak memerlukan fokus manual dan menggunakan sensor untuk auto-fokus pada objek yang dibidik.
Kelebihan Lensa Digital
Lensa digital menggunakan sensor sehingga objek yang dibidik dapat difokuskan secara otomatis.
Lensa digital juga memiliki penstabil gambar (image stabilizer) untuk membantu mengurangi gambar buram akibat getaran.
Kekurangan Lensa Digital
Lensa digital berharga lebih mahal. Jika motor pada lensa rusak, Anda mungkin harus mengganti seluruh lensa sekaligus.
Lensa digital juga memungkinkan seorang fotografer berkreasi namun umumnya hanya tersedia pada kamera dengan spesifikasi tinggi.
Pada kamera SLR terdapat pengaturan pada lensa apakah hendak disetel dalam mode analog atau digital.

Tips Fotografi: Sejarah, Cara Kerja, dan Jenis Lensa Kamera lensa kamera 150x150 Tips Fotografi: Sejarah, Cara Kerja, dan Jenis Lensa Kamera

Lensa kamera terbuat dari kaca berbentuk melengkung yang berfungsi memfokuskan gambar pada kamera.Lensa kamera tidak terbuat dari lensa tunggal melainkan kombinasi dari beberapa lensa yang dibuat sedemikian rupa untuk membelokkan cahaya sehingga dapat ditangkap film atau sensor.
Tergantung pada bentuk dan ukuran lensa, banyak efek fotografi yang dapat dihasilkan oleh jenis lensa yang berbeda seperti efek distorsi, efek makro, dan sebagainya.
Sejarah
Lensa kamera paling awal digunakan untuk membuat gambar yang kemudian ditransfer ke lempengan yang sudah dilapisi bahan kimia tertentu.
Penemu metode tersebut adalah Joseph Nicéphore Niépce pada tahun 1927.
Sejak saat itu, fotografi telah berkembang dari lensa sederhana hingga fotografi digital seperti yang kita kenal sekarang.
Lensa kamera telah memungkinkan kita, dan generasi masa depan, untuk melihat masa lalu dalam gambar.
Dari foto-foto hitam putih hingga video digital hari ini, semua memerlukan ‘jasa’ lensa untuk membiaskan cahaya ke film atau sensor digital.
Cara Kerja
Lensa kamera menggunakan prinsip refraksi untuk memfokuskan cahaya ke film atau sensor kamera.
Refraksi terjadi karena cahaya mengalami perubahan arah saat melewati lensa.
Hal ini memungkinkan cahaya untuk fokus pada shutter (rana), dan ketika shutter dibuka, cahaya akan mengenai film menciptakan citra negatif.
Kamera digital juga bekerja dengan cara yang sama, hanya saja alih-alih menggunakan film, cahaya ditangkap oleh sensor.
Jenis
Sebuah lensa bisa menjadi bagian dari kamera atau menjadi aksesori kamera.
Ada berbagai jenis lensa kamera. Salah satu yang populer adalah lensa fisheye (mata ikan) yang dapat membuat gambar terdistorsi sehingga tampak seperti gelembung.
Jenis lensa lain meliputi lensa untuk fotografi udara, lensa zoom, inframerah, ultraviolet, dan berwarna.
Pertimbangan
Lensa kamera termasuk barang ringkih sehingga mudah rusak. Pastikan lensa terhindar dari guncangan terutama ketika Anda membawanya bepergian.
Untuk menghindari tergores, bersihkan dengan pembersih yang dibuat khusus untuk lensa serta lap menggunakan kain microfiber.
Lensa kamera harus disimpan di tempat kering untuk mencegah kelembaban yang dapat membuat lensa berkabut.
Teknologi lensa kamera terus berkembang dan semakin menyempurnakan produk yang kini sudah beredar.
Berbagai fitur juga mulai ditambahkan seperti fokus otomatis serta desain yang lebih ‘tahan banting’.
Fotografi telah berkembang pesat hanya dari sekedar sarana dokumentasi hingga menjadi sebuah bentuk seni tersendiri.

Wednesday, July 18, 2012

Memahami Arti dan Istilah Penamaan Lensa DSLR Canon

Lensa Canon
Aturan penamaan lensa Canon tidaklah serumit lensa Nikon, namun jika memang anda masih sering bingung dengan arti dari nama-nama lensa Canon yang ada dipasar, silahkan baca arti dari beberapa singkatan umum yang dipakai di lensa Canon.

EF-S

EF disini kepanjangannya adalah Electrofocus, sementara S untuk Short Back. Electrofocus karena lensa ini memiliki motor sendiri untuk autofokus sementara short-back karena secara mekanis ujung belakang lensa masuk lebih jauh ke dalam mounting kamera. Lensa EF-S didesain khusus untuk kamera Canon non full-frame (selain kamera dibawah ini) dan tidak bisa dipakai dikamera full frame.

EF – Electrofocus

Sama seperti EF-S, bedanya adalah lensa EF didesain khusus untuk kamera Canon full frame (EOS 5D Mark II/III, EOS 1D Mark), namun juga bisa dipakai di kamera non full-frame.

L – Luxury

Kelas lensa mewah keluaran Canon, Canon seri L dirancang menggunakan material optik berkualitas prima dengan harga yang juga ehm.. prima. Lensa ini tujukan untuk kalangan fotografer profesional atau pehobi kelas serius. Lensa seri L tangguh secara mekanis dan tahan cuaca. Lensa seri L semua berada dalam kategori lensa EF dan bisa dipakai dengan kamera full frma maupun non full frame.

IS – Image Stabilization

Lensa dengan IS dilengkapi teknologi untuk meminimalkan blur dengan mengkompensasi gerakan tangan saat memegang lensa, sangat berguna untuk pemotretan low light atau saat menggunakan lensa tele.

DO – Diffractive Optic

Lensa dengan fitur DO dirancang untuk meminimalkan chromatic aberration sekaligus mengurangi berat serta ukuran lensa.

USM – Ultra Sonic Motor

Semua lensa Canon memiliki motor didalamnya, namun jika dilengkapi teknologi USM berarti lensa memiliki kemampuan autofokus lebih cepat, suaranya tidak begitu berisik dan lebih hemat batere serta kita bisa mengganti dari autofokus ke manual fokus hanya dengan memutar ring lensa.

5 Settingan Yang Harus Diperiksa Sebelum Mulai Memotret

Pernah tidak mengalami kejadian seperti ini?
  • Anda pulang dari acara memotret dan baru menyadari bahwa tadi di sepanjang pemotretan anda menggunakan ISO 1200, padahal acaranya dilaksanakan di siang bolong saat ISO 100 saja cukup
  • Anda baru menyadari bahwa anda menggunakan settingan white balance untuk mendung, padahal dari awal acaranya dilakukan diruangan dengan penerangan lampu neon
Kesalahan mendasar seperti ini membuat kita harus bersusah payah melakukan koreksi pada foto, kalau satu dua sih tidak masalah, kalau ratusan foto?. Okelah, mungkin dengan bantuan software kita bisa melakukan koreksi dengan relatif cepat, tapi bukankah lebih enak kalau kesalahan seperti ini bisa dihindari sejak awal.
Ada 5 hal mendasar yang harus selalu kita periksa sebelum jari kita memencet tombol shutter pertama kali. Silahkan:

1. Periksa Settingan White Balance Anda

Settingan White Balance
Gunakan settingan white balance yang sesuai dengan kondisi, atau kalau anda percaya dengan kamera, set white balance di posisi auto. Baca lebih jauh tentang white balance.

2. Hidupkan Highlight Warning Kamera

Highlight Warning
Tips ini ampuh untuk menghindari foto yang overexposure. Highlight warning adalah penanda yang muncul di layar LCD kamera saat ada bagian foto yang terbakar alias overexposed.

3. Periksa Setting ISO

Settingan ISO
Settingan ISO menentukan seberapa peka sensor kamera kita terhadap cahaya, makin tinggi angkanya semakin peka. Kalau tadi malam anda memotret pesta ulang tahun teman anda di restoran, pastinya ISO yang digunakan akan berbeda dengan setting ISO saat akan digunakan untuk memotret acara gerak jalan dikantor.
Baca lebih jauh mengenai ISO disini.

4. Periksa Setting Ukuran dan Format Foto

Ukuran foto
Memotret ribuan foto sekaligus, seperti misalnya saat anda hunting di kebun binatang, tentunya membutuhkan pengaturan ukuran foto yang berbeda dibandingkan memotret keluarga di studio misalnya, apalagi jika kartu memori yang anda miliki kapasitasnya berbeda.
Format foto, apakah harus memilih JPG atau RAW juga wajib dipertimbangkan sebelum sesi foto anda dimulai.

5. Periksa Settingan Mode Ekspposur Kamera

Setting mode eksposure
Dalam kamera SLR atau pocket, biasanya tersedia beberapa pilihan untuk mode eksposur yang anda pilih: Manual-Aperture Priority-Shutter Priority-Mode Program-dan beberapa preset bawaan kamera. Pastikan anda sudah mengetahui mode mana yang akan anda pilih.

Lakukan 5 persiapan diatas, maka acara hunting, sesi memotret maupun iseng-iseng memotret acara di RT anda akan lebih lancar dan anda juga akan terlihat lebih profesional.

Menghindari Munculnya Moire Pattern di Foto

Setelah postingan sebelumnya membahas tentang pengertian Moire pattern dalam konteks fotografi, dalam artikel ini kita akan membicarakan cara menghindari munculnya moire pattern dalam foto. Kalau sudah terlanjur kena moire, agak susah menghilangkannya meskipun kita menggunakan software yang canggih sekalipun, jadi sebisa mungkit kita hindari kemunculannya dalam foto. Silahkan ikuti beberapa langkah dibawah ini untuk menghindarinya:


1. Langsung Periksa Foto Saat Memotret Obyek Dengan Pola Yang Rapat

Pastikan saat memotret sebuah obyek foto yang memiliki pola berulang yang rapat dan kompleks, anda langsung memeriksa hasil foto saat itu juga. Zoom foto dalam LCD kamera sampai 100% dan scroll foto untuk memeriksa muncul atau tidaknya moire. Kalau anda melihat moire dalam foto, pilih beberapa langkah dibawah ini sebelum anda memotret lagi obyek tersebut.

2. Ubah Jarak Atau Ubah Panjang Focal

Saat moire terlihat, hal terbaik untuk mengindarinya adalah dengan mengubah jarak antara sensor ke obyek foto. Kita bisa benar-benar pindah secara fisik (berjalan menjauh atau mendekat) atau kita bisa zoom in atau zoom out panjang focal. Ingat bahwa moire muncul saat pola dalam obyek foto memiliki detail yang melebihi kemampuan resolusi sensor, jadi dengan mengubah jarak obyek foto kita bisa mengurangi tingkat detail pola.

3. Ubah Fokus ke Area Lain

Meskipun tidak seefektif langkah kedua, anda patut mencobanya. Pindahkan titik fokus ke area lain dalam obyek foto.

4. Ganti Angle (Sudut Pemotretan)

Kadang hanya dengan mengganti sudut pemotretan, moire bisa hilang secara total. Kalau tadinya berdiri, cobalah jongkok, atau kalau tadinya dari sebelah kiri cobalah memotret dari sebelah kanan.

5. Kurangi Bukaan, Gunakan f/11 Sampai f/16

Saat mengurangi bukaan lensa sampai aperture tertentu, akan muncul difraksi (pembelokan) arah cahaya yang masuk ke lensa. Difraksi secara efektif mengurangi resolusi (tingkat detail) sehingga bisa menghilangkan moire.
Kalau dengan cara-cara diatas moire masih juga bandel dan tetap muncul di foto, langkah terakhir adalah dengan menguranginya melalui proses editing menggunakan software macam lightroom. Halo mas moire, maukah kamu menyingkir sejenak?

Apa Itu Moire Pattern ?

Dalam konteks fotografi, moire pattern terjadi saat obyek yang di foto memiliki detail pola yang berulang (garis, titik) yang melebihi kemampuan resolusi sensor kamera digital. Akibatnya adalah dalam foto akhir muncul pola tambahan yang tampak aneh dimata dan tidak nyata. Biar lebih gampang, lihat foto dibawah ini:
moire belfot

Lihat pola aneh yang tampak dalam baju di foto tersebut? ya, seperti itulah moire pattern. Dalam kehidupan nyata, moire hampir tidak pernah kelihatan karena kualitas mata kita memang top abis. Namun bagi kamera dan lensa yang penuh kekurangan, moire kerap kali muncul. Baik itu rambut, baju, tangga eskalator dan hampir semua obyek dengan detail pola berulang yang rapat dan kompleks memiliki potensi munculnya moire di foto.
Di kamera digital, moire terjadi karena cara cahaya mencapai sensor dan bagaimana cara sensor menginterpretasikan cahaya tersebut. Ada beberapa cara efektif saat memotret untuk mengurangi moire. Postingan selanjutnya akan membahas cara memotret untuk mengurangi moire. Namun kalau anda terlanjur memiliki moire dalam foto, kita bisa menggunakan Lightroom untuk mengurangi moire, meskipun tidak bisa sepenuhnya hilang.

Fungsi Dan Cara Memakai Filter CPL

Filter CPL atau Polarizer alias polarisasi adalah salah satu filter paling berguna untuk fotografer landscape. Kegunaan utama filter CPL adalah untuk meningkatkan kontras warna (vividness) dalam foto landscape.
Untuk melihat bagaimana filter bekerja, amati kedua foto dibawah ini: foto pertama diambil dengan filter CPL menempel di lensa dan terlihat langit menjadi lebih gelap, awan terlihat kontras, bagian atap bangunan juga menjadi lebih putih dan jelas. Sementara foto kedua tanpa CPL tampak bahwa langit terlihat lebih terang, kontras awan tidak terlalu kelihatan sehingga menjadi kurang dramatis jika dibandingkan dengan foto pertama serta bagian atap gedung tampak lebih gelap.

Filter CPL
Filter CPL
Dalam foto landscape yang rata-rata mengandung langit sebagian komponen foto, filter CPL bisa membuat langit tampak lebih biru sehingga kesannya lebih dramatis. Selain itu filter CPL juga mengurangi pantulan dari permukaan mengkilat macam air dan kaca, menggelapkan langit dan membuat awan tampak lebih kontras sehingga secara umum menjadi lebih vivid.
Jika anda memiliki lensa dengan ulir dibagian depan (hampir semua lensa untuk kamera DSLR), anda tinggal pasang filter CPL dengan memasukannya ke ulir tersebut. Setelah terpasang, cara menggunakannya adalah dengan memutar CPL searah jarum jam atau berlawanan dengan arah jarum jam sampai anda mendapatkan efek yang diinginkan, yakni polarisasi cahaya. Polarisasi bekerja dengan memblokir cahaya yang datang dari arah tertentu supaya tidak masuk ke lensa.
Saat memakai filter CPL, hal yang harus diingat adalah bahwa efek polarisasi maksimal tercapai saat kita membelakangi matahari. Juga perlu diperhatikan adalah bahwa saat menggunakan filter CPL pada lensa super lebar (dibawah 16mm), kita harus berhati-hati karena kadang-kadang langit menjadi lebih gelap namun gelapnya tidak rata.
Selain menggelapkan langit, seperti sudah disebutkan diatas filter ini juga efektif dalam mengurangi pantulan benda mengkilat. Lihat perbedaannya pada foto dibawah ini, foto sebelah kiri tanpa filter CPL tampak pantulan dari body dan kaca mobil sementara foto disebelah kanan dengan filter CPL tampak pantulan cahaya sudah hilang sehingga warna terlihat lebih dalam:
Filter CPL
Filter CPL dijual di pasaran dengan rentang harga dari Rp. 300 ribu sampai dengan maksimal Rp. 2 Juta. Belilah filter CPL berkualitas terbaik yang sesuai dengan budget anda dan pastikan ukurannya cocok dengan diameter lensa yang anda ingin pasangi filter.

Tips Komposisi Warna Dalam Foto

Kecuali foto kita semuanya hitam-putih, warna adalah salah satu komponen penting dalam foto. Karena memainkan pernanan penting, kita juga sebaiknya paham beberapa pengaruh warna terhadap komposisi foto secara keseluruhan.
Burano tribute (6) - Living among the colors
Secara visual, masing-masing warna memiliki makna dan pesan yang merangsang orang yang melihat. Bahkan warna bendera merah-putih juga memiliki makna dan pesan tersendiri, bukan?
Dalam artikel ini kita akan memahami makan warna-warna primer dan sekunder (karena saya juga belum terlalu paham tentang teori warna, saya sarikan dari beberapa buku teori warna) serta cara menerapkannya dalam komposisi foto anda.


Warna Primer: Merah-Biru-Kuning

Warna primer ada tiga: merah, biru dan kuning. Disebut warna primer karena memang elemen ketiga warna ini tidak didapat dari hasil pencampuran warna lain. Pemcampuran dua warna primer menghasilkan warna sekunder.
Merah dikenal memiliki makna hasrat dan kekuatan, warna cinta. Warna merah menstimulasi dan sifatnya exciting namun juga tegas. Lampu merah adalah penanda kalau kita mengerem kendaraan, lampu merah berarti stop.
Dari semua warna, warna biru yang memberi kontras terbesar terhadap warna merah karena biru memberi sifat menyerap. Biru adalah hamparan lautan luas, biru adalah langit tanpa batas dan biru biasanya bersifat kalem, tenang.
Kuning adalah cahaya. Warna kuning adalah riang, kreatif dan hangat.
Buranello Brollies

Warna Sekunder

Warna sekunder didapat dari pencampuran warna-warna primer. Campuran merah dan biru menghasilkan ungu, campuran warna biru dan kuning menghasilkan warna hijau sementara campuran merah dan kuning menghasilkan oranye.
Hijau adalah warna paling dominan di alam, memiliki makna kesegaran dan pembaharuan, kesuburan, pertumbuhan dan kelimpahan (abundance). Namun hijau juga memilik makna iri.
Oranye adalah satu-satunya warna yang sama dengan nama buah (orange = jeruk), dan karenanya warna oranye memiliki makna kesegaran. Oranye juga berarti api, kehangatan, matahari, kesehatan dan petualangan. Secara sifat, oranye mirip dengan merah dan kuning, mereka memiliki sifat mendorong.
Ungu memiliki makna hormat, menandakan kekayaan, keanggunan dan kepemimpinan. Ungu dan hijau memiliki sifat seperti biru: menyerap.

Roda Warna

Rodawarna
Roda warna seperti gambar diatas menunjukkan hubungan antara satu warna dan warna lainnya. Sebagai contoh, satu pasang warna yang letaknya saling berseberangan memiliki sifat komplementer (saling melengkapi). Saat diletakkan berdampingan kedua warna ini saling melengkapi sehingga kesannya makin kuat.

Penggunaan Dalam Komposisi Foto

2012-06-26-komp-wrn.jpg
Membuat foto yang diisi dengan warna dominan biru atau hijau membangkitkan perasaan damai. Atau kita bisa memberi tekanan dengan memainkan dua warna yang paling kontras, misalnya dengan memotret model berbaju yang memegang payung warna merah. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa mata kita tertarik pada subyek foto dengan warna paling terang, jadi jika memotret bunga warna kuning carilah background dengan warna-warna tenang misalnya hijau. Contoh foto diatas adalah foto yang memanfaatkan 2 warna komplementer dalam roda warna (merah dan hijau saling berseberangan dalam diagram roda warna).

Memahami Dan Mengurangi Chromatic Aberration Lensa

Saat mengamati sebuah foto dari jarak dekat atau saat kita memperbesar sebuah foto di komputer, seringkali kita melihat bayangan tipis (halo) berwarna ungu, hijau atau merah yang menyelimuti batas-batas sebuah obyek foto. Mmm… supaya lebih jelas, lihat contoh foto dibawah ini:
chromatic aberration 1
Munculnya halo ini dalam ilmu optik biasa disebut Chromatic Aberration.
Catatan:
Kalau anda tidak suka Fisika, sama!! Saya juga hampir selalu ngantuk saat ada pelajaran fisika :) , tapi kita sama-sama berpura-pura sok pintar saja biar yang ini cepat lewat.


Apa Sih Chromatic Aberration?

Kalau rajin mendengarkan apa kata guru Fisika, anda akan tahu bahwa setiap spektrum warna memiliki sifat yang berbeda. Lensa, seperti halnya benda bikinan manusia lain yang penuh cacat, sehingga yang idealnya dia bisa menjatuhkan titik fokus semua warna tepat pada sensor pada prakteknya ada yang kelolosan, fokusnya jatuh di luar bidang sensor, ada yang dibelakang sensor ada yang didepan sensor.
chromatic aberration 2
Setiap warna ternyata dibelokkan berbeda oleh lensa, sehingga jadi menyebar atau ter-dispersi. Karena jatuhnya tidak tepat pada sensor-lah sehingga timbul fenomena chromatic aberration pada foto anda. (Kalau ada yang penasaran dengan terjemahan chromatic aberration dalam Bahasa Indonesia, artinya kurang lebih penyimpangan karena sifat warna, atau kalau kita sembrono sebut saja penyimpangan kromatik, heheh).

Apakah Setiap Lensa Memiliki Kelemahan Ini?

Ya, secara praktek di lapangan semua lensa memiliki chromatic aberration, yang membedakan biasanya adalah kualitas material serta desain lensa itu sendiri yang mempengaruhi seberapa baik sebuah lensa menekan munculnya CA secara optimum. Produsen lensa biasanya mampu menekan cacat ini di area tengah lensa, namun kecolongan di bagian pojok lensa.
Lensa berkualitas tinggi semisal lensa seri L milik Canon, atau lensa mahal merk lain menggunakan material optik yang memilliki sifat dispersi super kecil, sehingga penyebaran warna bisa diminimalisir, naumun juga memiliki kelemahan lain, diantaranya mampu menguras rekening tabungan kita.

Adakah Teknik Foto Tertentu Untuk Mengurangi chromatic aberration

Beberapa trik yang bisa mengurangi Chromatic Aberration diantaranya:
  1. Kurangi aperture anda, kalau di f/2.8 chromatic aberration terlihat sangat mengganggu cobalah turun 1 stop ke f/4 misalnya.
  2. Hindari zoom sampai maksimal. Semisal anda memakai lensa zoom 70–300mm, cobalah hindari zoom maksimal sampai 300 kecuali terpaksa. Memotret pada focal length 200mm akan megurangi CA.
  3. Hindari Situasi Kontras Tinggi. Kalau memang lensa anda memiliki chromatic aberration yang tinggi, cobalah hindari memotret dengan kontras tinggi, misalnya: memotret dedaunan dengan background langit.
  4. Hati-hati dengan lensa super zoom. Lensa super zoom memang memiliki banyak keuntungan praktis misalnya saat traveling, namun kalau anda prioritasnya sedang menghindari chromatic aberration, pakailah lensa lain. Lensa super zoom (misal 18–200mm) biasanya memiliki CA yang lumayan parah di sisi lebar.
Kapan-kapan kita akan membahas cara koreksi chromatic aberration menggunakan phtoshop, tapi kapan-kapan ya.

CHDK: Sulap Kamera Pocket Canon Menjadi Kamera Super

Jika anda memiliki kamera Canon pont & shoot alias pocket alias saku semisal PowerSoot atau Ixus, ketahuilah bahwa dengan hack bernama CHDK (Canon Hack Development Kit) ini anda bisa menyulap kemampuan kamera tersebut menjadi sangat hebat? Kalau tadinya kamera Canon anda tidak memiliki RAW, sekarang bisa. Tidak hanya itu, CHDK bisa membuat kamera saku Canon memiliki fitur seperti motion-detection, time-lapse,, shutter speed dari 2048s sampai 1/60000s, bracketing, live histogram bahkan anda bisa memainkan beberapa jenis game didalam kamera.


Apa Itu CHDK?

Canon Hack Development Kit alias CHDK adalah saus tambahan bagi firmware bawaan kamera Canon anda. Kenapa saya sebut saus, karena memang sifatnya menambahi & memperkaya dan tidak menggantikan firmware bawaan kamera, sifatnya juga non-permanen dan non-destruktif. Artinya kalau memang anda ingin mengaktifkan CHDK, bisa dilakukan dengan mudah. Begitu pula jika ingin menonaktifkan atau menghapusnya, juga gampang dilakukan. Menginstall CHDK bisa dilakukan dengan meng-copy beberapa file ke dalam memory card kamera dan dengan menghapus file tersebut secara otomatis CHDK hilang.
CHDK sampel

Jenis Kamera Yang Bisa Diinstall

Hampir semua kamera canon point & shoot asal versi firmware-nya kompatibel bisa diinstall.

Apa Yang Anda Butuhkan Untuk Menginstal CHDK?

  1. Jenis kamera dan versi firmware yang kompatibel
  2. Memori card SD
  3. SD card reader

Bagaimana Cara Menginstall?

1. Ketahui versi firmware kamera anda

Cara mengetahui versi firmware kamera adalah dengan membuat file kosong di komputer, namai filenya ver.req. Di Windows, klik kanan di desktop, pilih New -> Text File, lalui rename dari untitled.txt menjadi ver.req.
Masukkan SD card kosong ke reader, lalu copy ver.req kedalam SD card tadi. Masukkan SD Card ke kamera, lalu nyalakan kamera seperti biasa, ubah ke mode Review/View, tekan lalu tahan tombol Function/Set (FUNC.SET), lalu tekan dan taham tombol Display (DISP). Jika berhasil kamera anda akan menampilkan versi firmaware di LCD misalnya: Firmware Ver GM1.01B, berarti firmware kamera anda adalah 1.01B.

2. Download CHDK Yang sesuai

Download CHD sesuai jenis kamera pocket Canon serta versi firmware yang cocok. Pilih versi small jika anda hanya menginginkan fitur utama, tanpa tambahan fitur seperti ganti bahasa atau script tambahan, saya anjurkan versi Complete.
Kalau sudah didownload, unzip file lalu copy ke SD Card kamera, pastikan anda mengkopinya ke level utama SD Card, jangan ke dalam folder.
Masukkan SD Card ke kamera.

3. Mengaktifkan CHDK

Hidupkan kamera dalam mode Review/View, tekan MENU lalu scroll sampai posisi terbawah sampai terlihat opsi Firmware Update… Tekan SET di Firmware Update lalu akan muncul konfirmasi, pilih OK maka kamera akan memuat CHDK.
CHDK Display

Bermain-main dengan CHDK

Dengan CHDK aktif kamera sebenarnya berfungsi sebagaimana biasanya, semua tombol juga berfungsi sebagaimana biasanya, kecuali tombol Direct Print. Tekan tombol Direct Print maka kamera akan masuk ke dalam mode ALT (mode CHDK aktif). Saat anda di mode ALT (CHDK) akan muncul tulisan ALT kecil di bawah LCD.
Saat dimode ALT, pencet MENU untuk melihat semua opsi pengoperasian dalam CHDK, pilihan yang ada sngat banyak sampai opsi bermain game juga disediakan (Menu > Misc > Games). Bermain-main dalam cobalah fungsi-fungsi dalam menu dalam mode ALT (CHDK).
CHDK Raw

Bagaimana Saya Menghapus CHDK dari Kamera?

  1. Matikan kamera.
  2. Hidupkan lagi. CHDK sudah tidak berfungsi, kalau anda ingin mengaktifkan lagi pencet MENU scroll sampai Software Update, lalu OK.
  3. Untuk menghilangkan CHDK secara permanen, masukkan SD Card ke reader, lihat dari komputer lalu hapus semua file yang sudah anda unzip di langkah awal tadi. Jangan lupa pindahkan smeua foto yang tersimpan di SD Card ke komputer terlebih dulu.

5 Pertimbangan Sebelum Membeli Kamera SLR

Memilih kamera SLR digital yang tepat adalah urusan pelik tersendiri dengan banjirnya merk dan tipe kamera di pasar. Saat ini (Nov 2009) paling tidak ada 10 perusahaan pembuat kamera (Canon, Fujifilm, Leica, Nikon, Olympus, Panasonic, Pentax, Samsung, Sigma, dan Sony) dan total sekitar 40 jenis SLR.
Kami akan coba mengurai beberapa faktor non-teknis yang patut di pertimbangkan sebelum menentukan pilihan kamera SLR yang akan dibeli:

Jika ayah saya memberi warisan lensa

Ya, jika ayah anda memberi warisan lensa dari era film, ini bisa mengubah keputusan. Beberapa kamera SLR digital saat ini tetap kompatibel dengan lensa pada era kamera autofokus film. SLR digital merek Canon, Nikon, Pentax dan Minolta (sekarang Sony) akan kompatibel dengan lensa yang diperuntukkan untuk kamera SLR autofokus mereka di jaman film. Bawalah lensa tua tadi ke toko kamera untuk memastikan kompabilitas dengan kamera yang akan dibeli.

Kamera apakah yang sering dipakai teman – teman?

Kamera yang sering dipakai teman – teman juga bisa mempengaruhi keputusan kita. Jika teman-teman banyak memakai Canon, misalnya, belilah Canon. Jika mereka memakai Nikon, belilah Nikon. Ini akan memudahkan kita dalam kasus “meminjam lensa gratis.” Sebuah trik dasar yang layak dicoba, namun lebih baik jika istilah-nya diganti menjadi “saling bertukar lensa.” Jadi kita tidak modal dengkul saja.

Kemudahan dalam servis dan purna jual

Usahakan sebisa mungkin anda membeli kamera dari toko lokal di kota anda, kalaupun tidak usahakan membeli dari kota terdekat. Saat kamera butuh diservis atau di bersihkan sensornya misalnya, pelayanan akan lebih cepat dibandingkan harus mengirimkannya via paket dsb. Di samping itu, kita mungkin diperbolehkan meminjam gratis kamera cadangan yang disediakan toko selama kamera diservis (karena servis kamera biasanya butuh waktu yang cukup lama). Hal ini kadang lebih penting dibanding selisih harga yang tidak terlalu banyak. Juga layak dipertimbangkan adalah seberapa baik reputasi sebuah produsen kamera melayani keluhan pelanggannya.

Berapa anggaran kita

Anggaran merupakan faktor penting dalam menentukan kamera yang akan dibeli.  Berdamai-lah dengan uang, membangun sistem SLR tidak hanya membutuhkan kamera, namun juga lensa dan beberapa aksesori penting lainnya (software pengolah foto, komputer, tripod, filter, flash, tas kamera, batere cadangan dll). Kalau dikantong ada Rp.20 Juta, tidak bijak kalau semuanya dihabiskan untuk kamera saja. Membangun sistem SLR adalah jalan panjang yang bisa menguras isi kantong jika tidak disiplin anggaran. Ada saran dari fotografer senior bahwa memiliki lensa yang berkualitas membuat foto kita lebih bagus dibanding jika memiliki kamera bagus namun lensanya jelek.

Seberapa serius anda

2538286816_e8affcf51b_o
Penting ditanyakan adalah seberapa serius anda ingin terjun ke dunia fotografi. Jika sejak awal anda ingin terjun serius ke dalam fotografi, jangan jauh – jauh dari Nikon atau Canon. Kedua produsen ini adalah penguasa pasar kamera SLR. Delapan dari 10 kamera SLR memiliki logo Canon atau Nikon di body-nya (masing-masing sekitar 40%). kenapa mereka bisa sebegitu dominan? jawabannya adalah karena mereka juga serius. Fotografer pro pada waktunya akan memerlukan lensa atau aksesori khusus untuk memenuhi kebutuhan kerjanya. Flash khusus macro atau lensa 600mm dengan stabilizer misalnya, Nikon dan Canon menyediakan beragam aksesori yang bisa memenuhi kebutuhan kita, dan lebih penting lagi stok-nya tersedia di kota kita (atau paling tidak di Jakarta). Berbeda kalau kita tidak punya tuntutan “segila” itu, saya rasa salah satu dari 9 merek diatas akan mampu mencukupi kebutuhan kita.

Cara Update Firmware Kamera DSLR

Pernah menyadari bahwa kamera digital secara prinsip sebenarnya sama dengan komputer atau laptop anda? Kamera digital memiliki prosesor layaknya komputer, dan kamera digital juga dijalankan dengan software seperti komputer. Software yang digunakan untuk mengendalikan kamera secara umum disebut firmware.
Saat Microsoft mengeluarkan versi terbaru Windows atau Apple mengeluarkan update Mac OS X, anda akan tergoda mengupgrade ke software terbaru karena fitur-fitur baru dan perbaikan yang ditawarkan bukan? Nah, kalau begitu anda juga perlu tahu bahwa produsen kamera (Nikon, Canon, Olympus dll) juga sesekali mengeluarkan update software.
d300_new_frimware.jpg
Firmware terbaru biasanya dikeluarkan oleh produsen kamera untuk mengatasi beberapa bug (bahasa orang komputer yang kurang lebih artinya kesalahan pemrograman) dan juga menambah beberapa fitur baru yang dirasa penting. Contoh bug yang biasanya muncul dikamera misalnya autofokus lelet, white balance tidak akurat dll. Hhhh… kok kayaknya susah ya?.
Jangan ngeper dulu, gampang kok! Ikuti langkah berikut ini:

  1. Pertama anda lakukan adalah mememeriksa versi firmware yang ada di kamera anda sekarang. Di Nikon dan Canon anda bisa mengecek versi firmware kamera dengan memencet tombol Menu > Setup > Firmware Version. (lihat gambar diatas) Catat versi firmware di kamera anda yang tertulis disana, misal tertulis “Version 1.0.1″, catatlah dikertas.
  2. Kedua, periksa apakah ada upgrade firmware terbaru yang dirilis oleh produsen kamera untuk kamera anda. Belajar Fotografi biasanya menginformasikan rilis upgrade firmware melalui account twitter belfot, Selain itu anda juga bisa melakukan pencarian dengan Google. Misal kamera anda Canon 50D, maka cukup anda ketikkan “Canon 1000D” + fimrware update, atau jika kamera anda Nikon D700, ketikkan “Nikon 700″ + Firmware Update. Google akan memberi anda link untuk mendownload secara langsung, biasanya dari situs produsen kamera.
  3. Setelah anda sampai di situs yang menyediakan download secara langsung, silahkan langsung saja didownload (atau kalau dalam bahasa Kaskus, disedot…). Biasanya produsen kamera juga menyertakan instruksi singkat dan jelas bagaimana langkah-langkah mengupgrade firmware secara spesifik untuk merk kamera anda.
  4. Saya mendownload firmware baru, sekaligus instruksi cara upgrade yang telah disediakan.
  5. Saat file telah terdownload ke komputer, periksa file yang tersedia lalu colokkan kamera dan ke USB di komputer menggunakan kabel yang disediakan saat anda membeli komputer dulu. Selanjutnya ikuti instruksi yang sudah disediakan oleh produsen kamera. Jangan khawatir, bisanya instruksinya cukup jelas dan disertai ilustrasi gambar, jadi anda tidak perlu bingung.
Oke, selamat mencoba. Sekedar catatan, update firmware tidak melulu harus tentang kamera. Terkadang produsen kamera juga memberi update untuk Dedicated Flash, anda juga bisa melakukannya dengan cara yang mirip dijelaskan disini.

7 Aksesoris Penting Untuk Kamera DSLR Anda

Oke, jadi anda sekarang telah memiliki kamera SLR baru, menenteng-nenteng SLR kemanapun anda pergi dan memotret beragam obyek, dari wajah orang-orang disekitaran sampai bakso langganan. Kemudian meng-upload foto anda ke komunitas online lalu mendapat komentar dari sesama pe-hobi fotografi (baik komentar menyemangati maupun menjatuhkan).
Seiring dengan jam terbang yang meningkat, cepat atau lambat anda akan mulai berpikir untuk menambah pernak-pernik yang berhubungan dengan sistem SLR yang anda miliki. Namanya juga pernak – pernik, pilihan yang tersedia hampir tidak terbatas dan membuat kita mudah terseret dan kehilangan prioritas.
Jadi, sebenarnya aksesoris apa saja sih yang paling berguna (dan juga paling populer) bagi pemilik SLR? berikut saya pilihkan 7 jenis untuk anda:


Tas Kamera

Tersedia beragam jenis tas kamera di pasaran, tinggal pilih yang sesuai selera: dari backpack, ikat pinggang, sling-slide (menyamping) sampai yang mirip koper. Yang jelas tas kamera disini berfungsi agar kita bisa menyimpan kamera dan lensa yang kita miliki selama bepergian secara aman. Tidak jatuh, aman dari benturan dan aman dari air.

Kit Pembersih

Untuk menjaga kondisi eksterior lensa dan kamera agar selalu bersih, anda memerlukan lap mikrofiber dan cairan pembersih khusus. Terutama untuk lensa, sebisa mungkin anda melindungi lensa dengan filter UV (lihat filter dibawah), biasanya untuk lensa cukup gunakan blower. Kit pembersih bisa dibeli di toko-toko kamera.
Saya tidak menyarankan anda membersihkan bagian interior kamera (apalagi sensor), serahkan saja pada ahlinya: biasanya toko kamera menyediakan layanan sensor cleaning. Toh kebanyakan SLR sekarang memiliki fasilitas self-cleaning yang cukup handal untuk menyapu debu dari sensor. Baca juga cara mendeteksi ada atau tidaknya kotoran di sensor kamera anda.

Tripod

Tripod, monopod, gorillapod, apapun fungsinya adalah membantu anda menghasilkan foto yang tajam saat mengambil eksposur long shutter. Dibandingkan jenis lainnya, tripod masih tetap paling populer, karena relatif lebih handal dan tangguh. Baca 12 alasan kenapa sebaiknya anda membeli tripod.
Pastikan anda membeli tripod dengan kemampuan menahan beban yang cukup, kaki-kakinya cukup gampang di perpanjang (dan diperpendek), memiliki mekanisme pemasangan dan pelepasan kamera yang enak serta memiliki kepala dengan gerakan yang fleksibel (saya sarankan jenis ball head).

Flash Eksternal

Flash ekternal akan secara drastis meningkatkan kualitas foto anda jika dibandingkan sewaktu anda menggunakan flash bawaan yang melekat di kamera SLR. Memiliki power yang jauh lebih besar, kemampuan kontrol yang jauh lebih fleksibel, dan kita bisa mengatur arah pencahayaan yang jatuh ke obyek secara lebih mudah.
dedicated
Dengan flash eksternal anda akan bisa menghasilkan pencahayaan yang jauh lebih lembut, rata dan cerah dibandingkan kalau menggunakan flash bawaan.

Filter

Filter adalah aksesoris yang cukup esensial bagi sistem SLR. Dari beragam jenis filter, ada 3 jenis yang layak anda pertimbangkan untuk dibeli:
  • Filter Proteksi (Filter UV atau Netral) – fungsi nyatanya adalah melindungi lensa anda, filter ini relatif murah sehingga anda akan ‘ikhlas’ menjadikannya sebagai bemper yang dipasang didepan lensa. Biarkan filter yang bersentuhan dengan udara kotor-tangan-cipratan air, dan bukan lensa yang harganya bisa berlipat-lipat lebih mahal.
  • Filter Polarisasi atau CPL – mengubah langit sehingga terlihat lebih ‘dalam’, menghilangkan refleksi di air (atau kaca), agar pepohonan tampak lebih hijau. Gampangnya ini adalah ibarat kacamata hitam bagi lensa anda. 
  • Filter ND (Neutral density) dan Grad-ND – mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke kamera anda. Jika anda ingin menghasilkan foto air terjun yang tampak seperti kapas (shutter panjang) sementara hari masih terlalu siang, maka anda akan memerlukan Filter ND supaya cahaya bisa dikurangi. Sementara filter ND Gradasi (Grad-ND) berfungsi seperti ND dengan tingkat penggelapan yang bersifat gradasi (bagian atas lebih gelap dan semakin ke bawah semakin terang). Grad-ND sangat berguna saat anda akan memotret landscape yang melibatkan langit, karena beda terang yang sangat mencolok antara langit dan tanah.grad-ND

Shutter Release

Selain tripod, aksesoris tambahan yang akan meningkatkan ketajaman hasil foto anda adalah shutter release. Dengan shutter release, kita tidak perlu memencet tombol shutter di kamera, cukup gunakan shutter release sehingga anda bisa mengaktifkan shutter dari jauh. Ya, fungsinya mirip remote control TV anda. Shutter release tersedia dalam 2 pilihan: kabel dan wireless.

Verikal Grip (VG)

Jika anda mulai lebih intensif memotret sementara kamera anda belum memiliki fitur pegangan vertikal dari sononya, belilah vertikal grip tambahan. Selain sangat membantu saat  memotret dalam orientasi portrait (vertikal), VG juga berfungsi sebagai batere cadangan, sehingga tidak perlu khawatir kehabisan batere saat asyik menjepret.

Debu Pada Sensor Kamera DSLR Dan Cara Mendeteksinya

Coba amati foto-foto terbaru yang dihasilkan kamera DSLR anda? Apakah dalam foto tersebut terlihat ada spot gelap yang konsisten dari satu foto ke foto yang lain? Apakah tempat spot tersebut selalu sama? Kalau jawaban dari dua pertanyaan ini YA, berarti sensor kamera anda dihinggapi debu. Dalam artikel ini kita akan belajar mendeteksi keberadaan debu pada sensor kamera DSLR anda.


Bagaimana Debu Masuk Sampai Sensor?

Debu pada sensor adalah hal yang lumrah kalau anda sudah lama memiliki kamera. Bagaimana debu bisa sampai nyangkut di sensor kamera? Ada beberapa cara debu bisa masuk ke sensor:
  1. Mekanisme lensa yang berputar saat zooming dan focusing. Saat berputar debu yang menempel di lensa bisa tersedot jatuh ke sensor kamera.
  2. Karena putaran pada poin diatas berarti dua elemen bergesekan, bisa jadi muncul serpihan dan serpihan tersebut jatuh ke sensor.
  3. Kalau kita memiliki lebih dari satu lensa, debu kemungkinan masuk saat proses mengganti lensa. Untuk menghindarinya,
Debu atau dust ini sebenarnya tidak melulu mengotori sensor kamera DSLR, ada beberapa elemen lain yang sebenarnya mungkin terkotori, tetapi yang terburuk adalah sensor karena kalau sensor sudah kotor maka kotoran ini akan selalu muncul dan terlihat secara visual pada setiap foto, khususnya saat anda menggunakan bukaan aperture kecil, f/10 kebawah. Debu pada lensa relatif mudah dibersihkan sementara debu pada lensa butuh treatment lebih lanjut saat fitur dust cleaning dalam menu di kamera tidak berhasil menghilangkannya.
Beberapa karakteristik foto dengan sensor yang terkotori oleh debu:
  1. Ukuran dan penampakan partikel debu berubah seiring dengan perubahan aperture. Kalau anda menggunakan bukaan besar, kemungkinan debu tidak akan terlihat. Namun saat anda menggunakan aperture kecil, debu langsung terlihat. Aperture kecil misalnya f/10 kebawah: f/11 – f/22.
  2. Partikel debu selalu terlihat di tempat yang sama
  3. Untuk mengetahui adanya debu di sensor, kita harus mengamatinya dari foto
Contoh debu pada sensor bisa terlihat dibawah ini:
efek tilt shift

Bagaimana Cara Mendeteksinya Sekarang Juga?

Coba ikuti 10 langkah berikut ini:
  1. Set kamera di posisi Aperture Priority
  2. Set metering mode di posisi Matrix/Evaluative Metering
  3. Set ISO di posisi terkecil 100 atau 200
  4. Matikan Auto ISO
  5. Matikan Autofokus dan posisikan lensa di Manual Focus
  6. Set Aperture di posisi terkecil, misal f/16 atau f/22
  7. Keluarlah dari rumah dan coba foto langit, khususnya jika langit sedang berwarna biru cerah. Kalau tidak memungkinkan, cari kertas putih lalu zoom out sampai kertas memenuhi seluruh frame lalu ambil foto.
  8. Sekarang amati hasil foto di LCD kamera atau monitor komputer jika anda sudah memindahkannya ke komputer, zoom sebesar-besarya lalu scroll pelan-pelan
  9. Jika anda tidak bisa melihat kotoran seperti pada contoh foto diatas berarti aman
Oke, dari hasil foto sepertinya sensor saya kotor kena dust, gunakan fitur lens cleaning bawaan kamera (cari di menu kamera anda), atau gunakan blower. Kalau kotoran memang bandel, bawa ke service center.

Memahami Mode Pada Kamera Digital

Memiliki pemahaman yang bagus mengenai beberapa mode pengoperasian kamera digital amat membantu kita untuk secara efektif mengontrol eksposur. Artikel ini akan berusaha menjelaskan beberapa mode pengoperasian yang lazim ada di kamera anda baik DSLR, kamera pocket yang canggih maupun Super-zoom; aperture priority, shutter speed priority, program mode dan manual mode.
mode kamera

Apa Itu Mode Pengoperasian Kamera?

Mode pada kamera digital memungkinkan kita mengontrol parameter eksposur, khususnya shutter speed, aperture dan ISO yang merupakan parameter dasar fotografi. Beberapa mode secara otomatis menentukan besaran tersebut, namun mode yang lain memungkinkan kita mengontrolnya secara manual sesuai selera kita.Dahulu saat belum ada mode kamera, fotografer harus menentukan sendiri semua parameter shutter speed, aperture dan memilih jenis film yang akan digunakan. Untuk menghitung intensitas dan jumlah cahaya, mereka harus menggunakan alat metering  terpisah yang mengukur cahaya lalu menentukaan informasi eksposure, yang kemudian digunakan untuk setting kamera.
Sejak diperkenalkannya kamera SLR yang mampu mengukur cahaya yang masuk melalui lensa, alat metering mulai ditinggalkan. Sejak itu pula mode otomatis juga mulai diperkenalkan oleh pabrik kamera, dimana kamera akan mengukur cahaya yang masuk melalui lensa dan sekaligus menghitung nilai eksposure yang pas. Mode yang saat ini ada (dihampir semua kamera digital kelas semi pro sampai pro) berusaha menjembatani antara pengoperasian semi otomatis dan full manual ala fotografer tempo dulu.

Jenis-Jenis Mode Kamera

Ada empat jenis utama mode kamera:
  1. Program Mode
  2. Shutter Priority (Tv atau S)
  3. Aperture Priority (Av atau A)
  4. Manual (M)

1. Program Mode

Dalam program mode, kamera secara otomatis akan menentukan Aperture dan Shutter Speed untuk kita berdasarkan jumlah cahaya yang masuk melalui lensa. Jika anda menemukan momen yang penting dan tidak ingin berpikir apa-apa langsung jepret, gunakan mode ini.
Kamera akan berusaha menyeimbangkan antara shutter dan aperture, jika kita mengarahkan lensa ke area yang terang, angka aperture secara otomatis membesar sementara shutter speed dipertahankan di angka yang lumayan cepat. Arahkan kamera ke area gelap dan angka aperture akan mengecil untuk mempertahakan shutter supaya tidak terlalu blur.
Ada cara untuk mengubah pengukuran otomatis kamera, dengan memutar kontrol dial di kamera. Jika kita putar dial ke kiri maka kamera akan “dipaksa” memperlambat shutter speed dan menambah aperture. Jika memuter dial ke kanan, kamera akan “dipaksa” mempercepat shutter speed dan memperkecil aperture.

2. Shutter-Priority Mode

Di mode shutter priortiy, kita secara manual mengatur nilai shutter speed dan kamera secara otomatis memilih nilai aperture untuk kita bserdasarkan jumlah cahaya yang masuk melalui lensa. Mode ini bisa kita pakai saat ingin membekukan gerakan atau kalau kita sengaja ingin menciptakan foto blur. Jika ada terlalu banyak cahaya, maka angka aperture akan membesar (bukaan mengecil) sehingga jumlah cahaya yang masuk lensa akan berkurang. Jika terlalu sedikit cahaya masuk lensa makan angka aperture akan mengecil (bukaan membesar) supaya cahaya makin banyak masuk lensa.
Jadi di mode shutter priority, nilai shutter speed akan konstan tidak berubah sesuai (sesuai setting kita), sementara nilai aperture akan bervariasi tergantung jumlah cahaya.

3. Aperture-Priority Mode

Di mode aperture priority, kita set besaran aperture secara manual dan kamera akan menentukan besar shutter speed sesuai jumlah cahaya yang masuk lensa. Dengan menggunakan mode aperture priority, kita memiliki kontrol penuh atas depth of field (bidang tajam), karena kita bisa menurunkan atau menaikkan bukaan lensa dan membiarkan kamera yang menghitung shutter speed
Menggunakan mode aperture priority adalah cara aman dalam mengoperasikan kamera karena resiko foto menjadi under-exposed (gelap) atau over-exposed (terlalu terang) lumayan kecil. Kenapa? karena nilai shutter kamera range-nya lumayan lebar, dari 30 detik sampai 1/4000 detik (atau 1/8000 detik dikamera canggih), yang mana sangat mencukupi untuk berbagai kondisi cahaya.

4. Manual Mode

Seperti namanya, kita mengontrol nilai aperture dan shutter speed kamera secara manual sepenuhnya. Anda harus memilih nilai aperture sekaligus shutter speed. Mode ini bisa dipakai saat memotret obyek foto yang kondisi pencahayaan-nya membuat kamera “bingung”. Contohnya adalah saat kita memotret teman di pantai yang sangat terang, kamera mungkin akan salah menilai exposure sehingga wajah teman jadi hitam supaya pasir dipantai tidak over-exposed. Dalam kasus seperti ini, kita bisa mengganti mode menjadi manual dan melakukan metering dengan mengukur exposure di wajah teman lalu menentukan aperture serta shutter speed secara manual berdasarkan hasil metering tadi.
Mode manual juga berguna saat misalnya kita memotret panorama, supaya terjadi konsistensi. Foto panorama dihasilkan dari beberapa foto yang dijahit, dan nilai aperture maupun shutter speed sebaiknya selalu konsisten sehingga hasil akhir foto panorama akan konsisten tidak belang-belang ada yang gelap dan ada yang terang.

Cara Mengubah Mode Kamera?

Tombol pengubah mode kamera biasanya terlihat cukup mencolok,, sebuah tombol putar yang ditampilannya tertulis: P – S – A – M (DSLR Nikon) atau : P – Tv – Av – M (DSLR Canon), ini beberapa contohnya:
Nikon D5000:
nikon dial mode
Di Canon 50D:
canon dial mode
Di beberapa kamera kelas professional, tombol dial mode tidak ditunjukkan secara mencolok, di Nikon D300S misalnya, hanya ada tombol kecil disebelah kanan atas bertulis MODE.

Bagaimana Dengan ISO?

Dikebanyakan kamera DSLR, ISO tidak berubah secara otomatis kalau kita mengganti mode-mode diatas, jadi kita harus menentukan ISO secara manual (baca konsep ISO disini). Jika anda tidak ingin menggunakan setting ISO secara manual, gunakan fitur “Auto ISO” dikamera, lalu set ISO maksimum di “800-1600″, jika anda merasa terlalu banyak noise, ganti maksimum ISO di angka yang lebih kecil.

Apa Itu Bracketing Dan Cara Settingnya Di Kamera DSLR

Bracketing atau resminya Auto Exposure Bracketing adalah teknik pemotretan untuk mengantisipasi situasi pencahayaan yang cukup rumit. Secara teknis kamera akan mengambil eksposure yang pas menurut dia dan mengambil beberapa eksposure tambahan yang over-exposed (lebih terang) dan under-exposed (lebih gelap). Dengan mengambil beberapa eksposure sekaligus, maka kemungkinan kita memperoleh foto yang pas eksposure-nya makin besar.
Jika kita sedang memotret peristiwa penting (wedding misalnya) dalam kondisi pencahayaan yang rumit, gunakan bracketing untuk mengurangi resiko kita kehilangan foto penting dengan eksposure yang pas. Begitu juga saat akan memotret HDR, gunakan bracketing untuk menghasilkan foto dengan obyek sama namun memiliki eksposure yang berbeda-beda, sehingga nantinya bisa dikombinasi untuk menghasilkan foto HDR.
Contoh bracketing
Dengan kamera DSLR, kita bisa menentukan seberapa jauh variasi eksposure: mulai dari per 1/3 stop sampai per-2 stop, serta berapa jumlah total foto dalam sekali bracketing (dari 3 foto sampai 6 foto), tergantung masing-masing kamera. Bagaimana cara settingnya? payahnya adalah setiap produsen kamera memiliki cara tersendiri, jadi disini kita akan ambil dua merk utama; canon dan nikon, pemilik merk lain mohon cek ke manual masing-masing.

Cara Setting Bracketing Di Kamera DSLR Nikon

Tombol bracketing
Kalau anda menggunakan Nikon D3/D4/D3S/D7000 dan sejenis, langkahnya adalah:
  1. Cari tombol bracketing (BKT) disamping kiri diatas lensa (lihat foto)
  2. Sudah ketemu tombolnya? Ok, sekarang sambil memencet tombol BKT, putar command dial (roda putar di bagian belakang atas sebelah kanan kamera) sampai layar atas menunjukkan 3 F (berarti 3 eksposure – atau 3 foto sekali bracketing)
  3. Panel atas bracketing
  4. Jika anda menggunakan mode pemotretan Single Frame, anda harus memencet tombol shutter 3 kali untuk setiap eksposure. Jika anda dalam mode Continous, caranya adalah tekan lalu tahan tombol shutter maka kamera akan mengambil 3 eksposure sekaligus.
  5. Untuk Nikon lainnya (D300/D300S/D700), carilah tombol Fn dibagian bawah sebelah kanan lensa, putar main command dial belakang untuk menentukan jumlah frame dan command dial depan untuk menentukan rentang eksposure.

Cara Setting Bracketing Untuk Kamera Canon

Menu bracketing canon
Disini saya ambil contoh untuk kamera Canon EOS 60D/50D/7D:
  1. Masuk ke menu, lalu Shooting 2, lihat entry pertama: Expo. Comp./AEB.
  2. Pilih menu tersebut.
  3. Putar Main Dial (roda putar dibagian kanan atas) untuk memilih rentang bracketing.
  4. Tekan tombol SET

Cara Kerja Kamera DSLR

2012 Juli 8 kamera dslr
DSLR adalah kependekan dari Digital Single lens Reflex. Dalam bahasa yang gampang, DSLR adalah kamera yang memanfaatkan cermin untuk mengarahkan cahaya dari lensa ke viewfinder. Viewfinder adalah lobang kecil dibelakang kamera tempat kita mengintip obyek foto. Kok ada kata single dalam kepanjangan DSLR, emang ada yang double? ada, namanya kamera TLR alias twin lens reflex, TLR adalah teknologi yang hampir punah.

Apa saja jeroan dari sebuah kamera DSLR?

Supaya jelas, berikut diagram kamera DSLR:

Berikut bagian-bagiannya:
  1. Lensa
  2. Cermin Pantul (reflex mirror)
  3. Shutter
  4. Sensor
  5. Layar focusing
  6. Lensa condenser
  7. Pentaprisma
  8. Viewfinder
cara kera kamera dslr

Bagaimana cara kerja kamera DSLR

Secara keseluruhan proses kerja kamera DSLR terjadi sangat singkat, namun demi gampangnya coba kita pisah menjadi 3 tahap:
  • Saat kita mengintip di lobang viewfinder dibelakang kamera, apapaun yang kelihatan disitu adalah apa yang kan menjadi hasil akhir foto. Pantulan cahaya dari obyek foto masuk melewati lensa lalu menuju cermin pantul-(2) yang kemudian memantulkan cahaya tersebut ke pentaprisma-(7). Pentaprisma mengubah cahaya vertikal ke horisontal dengan mengarahkan cahaya menuju dua cermin terpisah, lalu masuk ke viewfinder-(8).
  • Saat kita memotret, cermin pantul/reflex mirror-(2) berayun keatas dan membiarkan cahaya terus maju dengan lurus. Shutter-(3) kemudian membuka sehingga cahaya tadi masuk ke sensor digital-(4). Shutter-(3) tetap akan terbuka selama waktu shutter speed yang ditentukan dan sensor-(4) akan terus merekan informasi cahaya. Kalau sudah selesai, maka reflex mirror-(2) akan kembali ke posisi awal sehingga cahaya dari lensa akan terpantul keatas dan kembali muncul di viewfinder.
  • Proses ketiga adalah proses yang terjadi di sensor digital-(4) dimana gambar diolah oleh komputer (processor) didalam kamera. Processor akan mengambil informasi yang terekam di sensor, mengubahnya menjadi menjadi format yang sesuai lalu menuliskannya ke dalam memory card.
keseluruhan proses diatas hanya terjadi dalam sepersekian detik, kecuali jika anda memotret bulb, bahkan kamera DSLR kelas atas bisa menyelesaikan 11 proses diatas secara beruntun dalam waktu satu detik.

Apa Itu Kamera Mirrorless

Kamera mirrorless
Kamera mirrorless alias Mirrorless Interchangeable-Lens Camera (MILC) atau Kamera Tanpa Cermin Dengan Lensa Yang Bisa Diganti-ganti (apa tuh singkatannya dalam Bahasa Indonesia?) alias Compact Camera System alias Electronics Viewfinder with Interchangeable Lens (EVIL) -duh banyak banget istilahnya – adalah salah satu kelas sistem kamera digital yang mulai menanjak popularitasnya sejak pertama kali dimunculkan di sekitar 2008. Jawaban singkat dari pertanyaan “Apa sih Kamera Mirrorless?” adalah kamera yang mirip DSLR namun tidak memakai cermin. Nah untuk jawaban panjang, silahkan baca lebih lanjut.


Background

Belum lama pertanyaan klasik, ‘Kamera apa yang sebaiknya saya beli?’ memiliki jawaban yang relatif simpel namun memiliki konsekuensi berat: mau kamera DSLR atau kamera saku?. Kalau priotitasnya adalah kualitas hasil foto terbaik, kecepatan dan kontrol manual penuh, maka pilihannya kamera DSLR. Sementara kalau prioritas kita adalah ukuran kecil, enteng, gampang dipakai, harga terjangkau maka pilihannya jatuh ke kamera saku dengan pengorbanan kualitas foto yang lumayan besar.
Jalan tengah juga berusaha dimunculkan oleh produsen kamera dengan kelas kamera superzoom, meskipun kamera superzoom masih jauh dari ideal untuk menjadi kamera jalan tengah mengingat ukuran sensornya yang kecil. Anda bisa membaca lagi perbedaan Kamera DSLR, Kamera Saku dan Kamera Superzoom disini.

Kamera Jalan Tengah

Namun sejak dimunculkannya kamera mirrorless, banyak orang menganggap bahwa jalan tengah ideal sudah mulai terlihat arahnya. Kamera mirroless memiliki karakteristik sebagai beriku:
  1. Ukuran relatif lebih kecil dan ringkas
  2. Jauh lebih ringan
  3. Kualitasnya hasil fotonya tidak jauh-jauh amat dari DSLR
  4. Ukuran sensornya setara DSLR kelas menengah
  5. Memiliki opsi mengganti lensa
  6. Harganyapun tidak semahal kamera DSLR (mmm, kecuali Leica dan Fujifilm X)

Perbedaan Mirrorless Dengan DSLR

Kamera mirrorless dslr
Cara kerja kamera DSLR membutuhkan cermin (mirror) untuk memunculkan gambar di viewfinder, baca lebih detail cara kerja kamera DSLR disini. Nah kamera mirrorless didapat dengan membuang cermin yang ada di DSLR. Konsekuensinya adalah menghemat ukuran dan berat kamera (serta menghemat harga), namun kita kehilangan viewfinder optik, oleh karena itu kamera mirrorless menggunakan sistem viewfinder elektronis (EVF – electronic viewfinder), kecuali Leica dan Fujifilm yang memiliki viewfinder optik. Kualitas foto kamera mirrorless juga tidak kalah dengan DSLR karena ukuran sensor yang relatif sama

Pilihan Kamera Mirrorless

Pada saat artikel ini ditulis (Juli 2012), dipasaran tersedia beberapa pilihan sistem kamera mirrorless, paling tidak ada tujuh jenis sistem kamera dari hampir semua produsen kamera kecuali Canon (di Indonesia, merk Epson dan Ricoh jarang tersedia). Mereka adalah:
  1. Leica M
  2. Micro Four-Third: Olympus OMD dan PEN
  3. Micro four third: Panasonic G
  4. Samsung NX
  5. Sony NEX
  6. Nikon 1
  7. Pentax Q dan K
  8. Fujifilm X

Sudah Matangkah Sistem Kamera Mirrorless?

Membeli kamera mirrorless juga sama dengan membeli kamera DSLR, kita butuh membangun sistem kamera lengkap: membeli body kamera itu sendiri, membeli lensa yang sesuai serta aksesorisnya. Oleh karena itu kita menganggapnya sebagai investasi jangka panjang.
Kalau kamera SLR Digital (DSLR) sudah ada sejak 15 tahun yang lalu dan sistem SLR film sudah ada sejak 50 tahun yang lalu, maka kamera mirrorless baru ada sejak 3 atau 4 tahun yang lalu (lihat saja nama aliasnya begitu banyak kan?), jadi masih akan banyak terobosan dan penyempurnaan yang akan dibuat. Terutama masalah kecepatan, akurasi dan viewfinder. Yang jelas kamera mirroless makin hari makin populer (lihat saja di toko kamera) dan memiliki daya tarik tersendiri mengingat dengan paket yang lebih ringkas sehingga enak dibawa kemana saja, mereka mampu menghasilkan foto yang juga bagus dan memiliki kontrol ala DSLR.

Memahami Focal Length Lensa SLR

Dalam percakapan antara sesama fotografer, anda akan sering mendengar bunyi obrolan seperti ini: “Wah, fotonya mantab gan, pake lensa berapa mili?”, atau seperti ini: “Kalau sedang traveling saya suka membawa lensa sapujagat, 18 – 200 mili.” Nah sebenarnya kedua percakapan tadi sedang membicarakan mengenai panjang focal, alias focal length. Jadi binatang apakah focal length itu? mari teruskan membaca.
Secara gampang focal length adalah jarak antara lensa dan bidang focal (sensor di kamera digital atau film di kamera lama) dimana foto anda terbentuk, untuk lebih gampangnya lihat diagram dibawah:
Focal-Length.png
Focal length dinyatakan dalam besaran milimeter (mm) dan dalam fotografi diberi lambang f.
Untuk apa mengetahui focal length? focal length menentukan seberapa lebar sudut pandang lensa. Semakin pendek panjang focal, makin lebar sapuan pandangan. Makin panjang focal length, makin sempit sapuannya. Lensa dengan focal length pendek dalam dunia fotografi biasanya disebut lensa wide angle. Lensa dengan focal length panjang bisanya disebut sebagai lensa tele.
Untuk lebih memahami hubungan antara focal length dan sudut pandang, lihat contoh dibawah:
contoh-field-of-view.jpg
Contoh diatas memperlihatkan perbedaan lebar sudut pandang pada jarak pemotretan yang sama. Saat menggunakan lensa dengan focal length 20 mm, anda bisa memotret jalanan serta gedung di kiri dan kanan. Namun saat anda menggunakan lensa panjang, misalnya 400 mm pada contoh diatas, anda hanya akan bisa memotret bagian utama menara.
Jadi, apakah kalau sebuah lensa memiliki spesifikasi 200 mm, maka panjang fisiknya benar-benar 200 mili (20 cm)? Tidak harus. Lensa modern dengan kemajuan teknologi optik menggunakan banyak elemen lensa tambahan didalamnya yang bekerja secara kombinasi, sehingga panjang fisik lensa bisa lebih pendek.
Dalam artikel mendatang, kita akan membahas mengenai crop factor.

Memahami Arti dan Istilah Penamaan Lensa DSLR Nikon

lensa nikon
Aturan penamaan lensa Nikon kadang cukup membingungkan, karena mereka menggunakan huruf dan singkatan untuk mengenali komponen-komponen lensa. Dalam artikel ini kita akan mengenal singkatan-singkatan yang dipakai dalam lensa Nikon, sehingga akan mudah bagi anda mengerti spesifikasi lensa hanya dengan melihat namanya, cukup berguna terutama saat kita akan membeli sebuah lensa.

AF

Singkatan dari Auto Focus, artinya lensa bisa fokus secara otomatis melalui kamera.

AF-D – Auto Focus with Distance Information

Artinya same seperti AF dengan tambahan bahwa lensa mampu mengirim informasi jarak antara obyek foto dan lensa ke kamera yang oleh kamera akan dipakai untuk menentukan metering

SWM – Silent Wave Motor

Lensa dengan nama ini memiliki kemampuan mengganti fokus dari auto focus ke manual focus secara cepat hanya dengan memutar focusing ring, tanpa harus mengganti mode focusing seperti hanlanya di lensa AF-D

AF-S – Auto Focus Dengan Silent Wave Motor

Lensa AF-S memiliki motor didalamnya sehingga bisa bekerja dengan semua jenis kamera DSLR Nikon yang tidak memiliki motor sendiri; kamera ini antara lain: D40/D40X, D60, D5000.

IF – Internal Focusing

Lensa mampu mencari fokus secara cepat hanya dengan menggerakkan elemen-elemen internal tanpa harus menggerakkan barel lensa (tanpa harus menggerakkan dan atau memanjangkan bagian depan lensa). Lensa dengan fitur IF mampu mencari fokus lebih cepat dibandingkan lensa non IF, lensa ini antara lain: Nikon 18-200mm f/3.5-5.6 VR II dan Nikon 70-200mm f/2.8 VR II.

RF – Rear Focusing

Cara lensa mencari fokus adalah dengan menggerakkan elemen internal di bagian belakang lensa.

G

Jika anda melihat huruf G dibelakang aperture lensa, misalnya: Nikon 50mm AF-S f/1.4G, artinya bahwa lensa tersebut tidak memiliki ring untuk mengatur aperture. Hampir semua lensa modern Nikon bertipe G.

Micro

Artinya sama dengan Macro, artinya lensa dengan spesialisasi untuk fotografi makro (jarak dekat).

PC-E – Perspective Control with Electronic Diapragm

Memungkinkan teknik tilt-shift, alias lensa bisa digeser dan dibengkokkan.

ED – Extra Low Dispersion

Adalah lensa dengan chromatic aberration minimal, lensa ini tidak menyebarkan cahaya yang membuat munculnya chromatic aberration di foto. Apa itu Chromatic Aberration?

DC – Defocus Control

Lensa dengan fitur ini memungkinkan kita mengontrol bokeh (apa itu bokeh?), yang biasanya bagus untuk foto potret.

VR – Vibration Reduction

Memungkinkan kita menggunakan lensa dalam shutter speed yang rendah hanya dengan memeganngya tanpa harus membutuhkan tripod. Lensa dengan VR dilengkapi dengan sensor gerakan yang mendeteksi pergerakan tangan dan kemudian mengkompensasinya sehingga bisa meminimalisir blur.

SIC – Super Integrated Coating

Lensa dengan fitur ini mampu menghasilkan warna yang lebih bagus dan biasanya mampu mengeliminir ghosting dan flare.

N – Nano Crystal Coat

Huruf N biasanya ditampilkan dengan stiker emas dibagian atas. Lensa dengan nano crystal coat mampu meminimalkan ghosting dan internal flare sehingga foto yang dihasilkan bisa lebih jernih (clarity).

Dx

Lensa dengan huruf DX berarti lensa tersebut khusus didesain untuk digunakan dengan kamera DX milik Nikon seperti D3000/D5000/D90/D300s. Lensa DX juga bisa dipakai dikamera full frame Nikon (FX), hanya resolusi foto yang dihasilkan hanya separuhnya.

Contoh:

nikon 24mm lensa
Jika anda amati lensa pada foto diatas, nama resminya adalah “AF-S Nikkor 24mm 1:1,4G ED”, bisa kita baca bahwa ini adalah lensa Nikon (Nikkor = Nikon) dengan panjang focal 24mm dengan aperture minimum f/1.4, memiliki auto-focus didalamya yang dilengkapi dengan Silent-wave motor (AF-S), tanpa ring aperture (G) dan menggunakan gelas dengan dispersi sangat rendah (ED). Huruf N besar disamping kanan berarti ia menggunakan Nano Crystal Coat.

Extension Tube Mengubah Lensa Biasa Menjadi Lensa Makro

Jika suatu saat anda ingin memotret makro namun tidak ingin membeli lensa khusus makro, ada beberapa skenario alternatif murah yang bisa dipakai:
  1. Memasang extension tube antara lensa dan body kamera
  2. Memasang filter close-up didepan lensa
  3. Membalik lensa (reverse ring)
Lula
Foto diatas diambil dengan lensa 50mm f/1.4 plus extension tube Kenko 36mm
Secara bertahap kita akan membahas masing-masing pilihan, namun untuk artikel ini kita fokuskan tentang penggunaan extension tube. Oke langsung saja:

Extension tube dipasang antara body kamera dan lensa, sehingga secara efektif menambah jarak antara elemen depan lensa dan bidang sensor, yang pada akhirnya akan meningkatkan perbesaran lensa dan mengubah minimum focusing distance.
extension tube
Extension tube hanyalah sebuah ring logam berbentuk silinder dan tidak memiliki elemen optik, sehingga kualitas foto tidak terpengaruh secara optik, namun kita juga jangan berharap kualitasnya bisa menyamai kualitas lensa khusus makro. Kita bisa menumpuk beberapa extension tube sekaligus untuk bisa mendapat tingkat perbesaran yang lebih banyak.
Kita bisa membeli extension tube tunggal atau membelinya dalam set, kebanyakan extension tube memiliki panjang ekstensi efektif antara 8 mm sampai 35 mm, dan kita bisa mengkombinasikan beberapa extension tube sekaligus, namun efeknya informasi dan pengaturan elektronis kadang tidak “nyambung” dengan kamera saat kita menumpuk beberapa extension tube.
foto makro dengan extension tube
Gambar diatas, Kiri: Diambil dengan lensa 85mm dengan extension tube 12mm. Kanan: dengan lensa 85mm yang dipasang extension tube 25mm. Lihat perbedaan efek perbesaran dari kedua extension tube yang beda 13 mm.
Keuntungan utama extension tube adalah bahwa cukup dengan membeli satu kita bisa memakainya di semua lensa. Namun jenis lensa yang paling ideal adalah lensa dengan rentang panjang focal antara 24 mm sampai dengan 90 mm, jadi kalau anda memiliki lensa kit 18-55mm atau memiliki lensa prime 50mm (lensa 50mili adalah lensa hebat loh, lihat galeri foto-foto menakjubkan dengan lensa 50mm), mereka adalah jodoh ideal bagi extension tube. (apa itu panjang focal?)
Canon, Nikon atau produsen kamera dan lensa lain seringkali memproduksi extension tube mereka sendiri, namun untuk pilihan yang lebih murah kita bisa membeli merek third party macam Kenko. Hal penting yang harus diperhatikan adalah pastikan bahwa koneksi elektronik antara kamera dan lensa masih tetap nyambung, karena jika tidak kompatibel maka fitur macam autofokus atau auto exposure tidak akan bekerja. Tanpa koneksi elektronik, kita juga tidak bisa mengatur aperture dari kamera (dan lensa kit atau lensa prime seringkali tidak memiliki aperture ring lensa). Jadi cek konektifitas sebelum anda membayar.
Untuk canon anda bisa membeli Canon EF12 II dan EF25 II, masing-masing memiliki panjang ekstensi 12 mm dan 25 mm, atau anda bisa menggabungkan keduanya. Jika anda bisa mencari edisi lama kedua tube ini (EF12 dan EF 25) dalam kondisi bekas yang harganya jauh lebih murah.
Nikon menjual PK-11A, PK-12, PK-13 dan PN-11, masing-masing memiliki panjang ekstensi 8 mm, 14mm, 27,5 mm dan 52,5 mm.
Olympus membuat EX-25 untuk kamera four-third dan memiliki panjang ekstensi 25 mm.
Jika anda menginginkan extension tube yang murah, anda bisa membeli tube merek Kenko yang membuat extension tube yang kompatibel dengan Canon, Nikon dan Sony. Di Indonesia merk Kenko banyak beredar dan dijual dalam rentang harga dari Rp. 500 ribu sampai Rp. 1,4 juta tergantung panjang ekstensi. Jauh lebih murah dibanding anda harus membeli lensa khusus makro. Jadi, selamat memotret makro tanpa harus menguras kantong.

bag ref

BAGUS.CO